Bagikan artikel ini :

Keluarga Yang Diberkati Dan Menjadi Berkat

Mazmur 37:1-26

Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti; tiap hari ia menaruh belas kasihan dan memberi pinjaman, dan anak cucunya menjadi berkat.
- Mazmur 37:25-26

Keluarga Kristen hadir di tengah dunia ini untuk menjadi alat berkat Tuhan sehingga memenuhi harapan Tuhan Yesus, menjadi garam dan terang dunia. Sepanjang hidupnya, Raja Daud menyaksikan bahwa orang yang sungguh takut dan berserah kepada Tuhan, hidupnya mengalami pemeliharaan dan perlindungan Tuhan, sampai anak cucunya diberkati bahkan menjadi alat berkat Tuhan.

Janganlah iri terhadap orang fasik yang hidup dengan berbagai kecurangan dan kejahatan, walau nampak diberkati tetapi keluarganya tidak menjadi berkat dan tidak bahagia karena anak cucu terlibat berbagai masalah dan tidak rukun. Raja Daud menulis, “Orang-orang fasik menghunus pedang dan melentur busur mereka untuk merobohkan orang-orang sengsara dan orang-orang miskin, untuk membunuh orang-orang yang hidup jujur. ” (ay. 14). Janganlah hidup penuh kelicikan, kekerasan, dan melanggar hak-hak orang lain, serta menghalalkan segala cara demi keuntungan sendiri.

Bagaimana membangun keluarga yang diberkati dan menjadi alat berkat Tuhan? Pertama, percayalah kepada Tuhan Yesus sebagai Juruselamat dan bawalah seluruh keluarga untuk dipimpin oleh-Nya.

Kedua, memiliki kesaksian hidup yang baik. Keluarga yang bertekad hidup benar, menjadi kesaksian bagi dunia bahwa Tuhan Yesus memberkati kehidupan mereka. Namun ingatlah, berkat-berkat non-materi jauh lebih penting daripada materi, seperti keharmonisan, kekompakan, dan kerukunan di dalam keluarga. Bahkan yang lebih utama adalah berkat rohani, dimana semua anggota keluarga bertumbuh dalam iman sehingga menghasilkan buah-buah Roh dari kehidupan imannya.

Ketiga, memiliki kepedulian kepada yang membutuhkan. Menjadi alat berkat Tuhan bagi orang lain. Ditandai dengan adanya belas kasihan dan memberi pinjaman kepada mereka yang membutuhkan. Sikap dan tindakan yang dilakukan oleh orangtua pasti diikuti oleh anak dan cucunya. Raja Daud menegaskan “anak cucunya menjadi berkat”.

Jadi, kalau kita sebagai orangtua menabur yang benar dan dilihat oleh anak dan cucu maka yang kita teladankan akan dilanjutkan oleh anak-anak dan cucu-cucu kita. Inilah warisan iman dan pola kehidupan keluarga yang kita perlu lakukan sehingga Tuhan dimuliakan.

Salam keluarga yang diberkati dan menjadi berkat.

Refleksi Diri:

  • Bagaimana pandangan Anda selama ini mengenai kesuksesan orang fasik? Setelah membaca renungan ini, apakah pandangan Anda berubah? Mengapa?
  • Bagaimana Anda akan membangun keluarga Anda sehingga nanti bisa menjadi teladan bagi anak dan cucu?