Bagikan artikel ini :

Kerja... Kerja... Kerja...

2 Tesalonika 3:6-15

Sebab kamu sendiri tahu, bagaimana kamu harus mengikuti teladan kami, karena kami tidak lalai bekerja di antara kamu, dan tidak makan roti orang dengan percuma, tetapi kami berusaha dan berjerih payah siang malam, supaya jangan menjadi beban bagi siapapun di antara kamu.
- 2 Tesalonika 3:7-8

Ketika Presiden Jokowi dilantik pertama kali tahun 2014, salah satu penekanan dalam pidato perdananya adalah kerja, kerja, kerja. Kita setuju bahwa bekerja merupakan bagian dari kehidupan manusia yang penting. Namun, yang perlu kita pikirkan adalah untuk apa kita bekerja? Apakah hanya untuk mencari nafkah? Apakah untuk memenuhi kebutuhan sekaligus keinginan kita? Atau pada akhirnya apakah untuk dapat menikmati hasilnya dengan berbagai cara, bisa jalan-jalan, makan enak-enak, beli barang-barang bermerek?

Pekerjaan didesain Allah pertama kali adalah baik adanya. Manusia pertama diberikan tanggung jawab untuk bekerja sebelum mereka jatuh ke dalam dosa. Jadi, bekerja bukanlah kutukan, melainkan berkat dari Tuhan. Sayang sekali setelah manusia jatuh ke dalam dosa, pekerjaan tidak sesuai lagi dengan tujuan Tuhan. Pekerjaan bukan lagi dipandang sebagai panggilan Tuhan, bahkan menjadi berhala. Orang berusaha mencapai performa luar biasa dalam pekerjaannya supaya mendapatkan pengakuan dan penghormatan. Pekerjaan sering dianggap soal mendapatkan uang, bagaimana pun caranya, asal dapat keuntungan akan
dijalani. Orang tanpa peduli bisa menyingkirkan orang lain, bahkan mengorbankan integritas demi mendapatkan penghasilan berlebih.

Di sisi lain, sebagian orang tidak peduli dengan pekerjaan, asal-asalan bekerja. Ia tidak bertanggung jawab, suka telat, malas-malasan dalam bekerja. Atau cari mudahnya dengan meminta-minta bantuan kepada orang lain dengan senjata mulut manis, tanpa mau berusaha. Orang percaya yang telah ditebus di dalam Kristus seharusnya memandang pekerjaan dengan cara yang berbeda karena mereka sudah ada di dalam Kristus.

Rasul Paulus berkata kepada jemaat Tesalonika bahwa ia bekerja dengan jerih payah, dengan sungguh-sungguh, dan tidak malas-malasan. Ia mengingatkan mereka untuk bertanggung jawab dalam pekerjaan. Tuhan Yesus sendiri berkata, “Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga.” (Yoh. 5:17). Yesus melakukan pekerjaan yang terbaik, bahkan memberikan hidup-Nya untuk menyelamatkan kita, supaya kita juga bekerja dengan tujuan yang jelas dan baik. Orang percaya jangan gila kerja, tetapi bekerjalah sebaik-baiknya. Jangan juga bermalas-malasan karena Kristus menebus kita bukan untuk itu. Berjuang dan bekerjalah untuk kemuliaan Tuhan.


Refleksi Diri:

  • Apa tujuan Anda bekerja saat ini? Apakah sudah sesuai dengan tujuan semula yang diberikan Allah?
  • Apa yang mau Anda ubah dari pandangan Anda tentang pekerjaan yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan?