Bagikan artikel ini :

It’s More Blessed to Give (Terlebih Berkat Memberi)

Kisah Para Rasul 20:35; 1 Tawarikh 29:6-9

BAHAN CARE GROUP

Tidak setiap orang dapat memberi, apalagi memberikan persembahan dalam bentuk uang. Tidak bisa, karena ada konsep umum yang menjadi dasar kesulitan, yaitu: Kalau memberi itu artinya ada yang diambil, sehingga yang ada di simpanan dan yang dimiliki menjadi berkurang. Kalau berkurangnya sedikit, oke-oke saja. Tetapi kalau sampai banyak ….. wah ini pasti membawa kerugian besar. Karena konsep yang demikian inilah yang membuat orang lebih suka menerima dari pada memberi.

Kesulitan ini, makin bertambah parah; pada saat terungkap adanya realita bahwa manusia ternyata punya sikap kikir, pelit dan hitung-hitungan. Apapun selalu dihitung: Untung dan ruginya. Supaya manusia tetap bisa memberi dan tidak menjadi rugi, maka banyak aliran-aliran tertentu yang memberikan pengajaran tentang: “Pancingan”! Apa itu? Ajaran yang mendorong siapapun yang memberi persembahan tertentu, pasti Tuhan akan membalasnya berlipat-lipat ganda.” Inilah yang membuat banyak orang percaya mau memberikan persembahan, supaya mendapatkan kembali berlipat-lipat ganda. Bagi yang tidak menganut pengajaran yang demikiaan, sulit untuk mendapatkan persembahan secara maksimal..

Kesulitan didalam memberi ini, sebetulnya kalau diperhatikan lebih dalam lagi; ternyata berkenaan dengan yang Rasul Paulus katakan, yaitu: “Bahwa akar segala kejahatan ialah cinta uang” (1 Timotius 6:10). Karena “cinta” uang, maka memberi dan mengeluarkan uang itu sangatlah sulit, karena hatinya selalu melekat pada uang saja. Maunya menambah dan memperbanyak yang sudah dimiliki, bukan untuk mengurangi; biarpun sedikit yang diberikan. Namun tetap dianggap masih terlalu banyak. Hal ini, dapat terjadi, karena: Dimana hartamu berada, disitu juga hatimu berada” (Matius 6:21).

Refleksi yang perlu dilakukan secara pribadi untuk memetakan hati dan cinta yang dimiliki adalah: Apakah Lebih kepada uang atau Tuhan? Coba sharingkan pengalaman hidup sebagai orang percaya pada waktu panggilan untuk membagi itu Roh Kudus berikan? Apakah ada pengalaman yang special atau yang menyedihkan?.

EKSPLORASI FIRMAN

Biarpun perintah dan contoh untuk memberi persembahan sudah diungkapkan didalam kebenaran Alkitab, tetapi tetap tuntutannya pada diri orang percaya sendiri. Dalam pengertian: Mau taat melakukan atau menolak secara diam-diam! Sebetulnya, kalau hati didalam memberi itu, sungguh dimiliki; maka hati yang demikian ini adalah hati Kristus. Dimana, kalau diperhatikan hati Kristus adalah hati yang dipenuhi oleh belas kasihan (Matius 14:14), sehingga Dia selalu tergerak untuk memberi. Bukan sekadar memberi, tetapi yang terbaik.

Mengajar, menyembuhkan, mengusir Setan, memberi makan bahkan sampai menyerahkan hidup-Nya menjadi korban penebusan bagi manusia berdosa. Semua ini menjadi bukti konkrit yang Kristus lakukan, yang berkenaan dengan konsep kebenaran didalam memberi! Hal inilah yang membuat memberi itu lebih diberkati. Bagaimana Tuhan tidak memberkati, kalau punya hati Kristus? Hati yang penuh dengan sukacita dan bahagia pada saat memberi. Tidak ada paksaan, kewajiban, iming-iming barter, bahkan ancaman; tetapi lahir dari kesadaran penuh untuk menghadirkan hati Kristus.

Yang perlu juga diperkaya, ternyata kebenaran tentang: “Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima” (Kisah 20:35b); jelas berkenaan dengan:

Pertama, Karena ada yang dimiliki. Kalau tidak ada yang dimiliki, pasti tidak bisa memberi. Sedikit, sedang atau banyak didalam memberi; seharusnya tidak menjadi masalah; karena punya. Beda, kalau tidak tidak punya, kemudian memaksa diri untuk memberi, pasti akan menimbulkan masalah. Menimbulkan masalah inilah, yang membuat berkurangnya berkat. Tuhan pasti tidak menghendaki pemberian macam demikian ini? Sekarang Bagaimana dengan persembahan janda 2 peser? Jawabannya, karena janda ini punya, biarpun hanya 2 peser saja. Namun, Dia rela dengan segenap hati memberikan semua yang dimiliki ini, dalam bentuk persembahan kepada Tuhan. Wah …. sungguh luar biasa! Ditengah kekurangan bisa memberikan sedikit yang dipunyainya. Biarpun kelihatan kecil dan sedikit dipandangan manusia, tetapi tidak dipandangan Kristus. Bahkan mendapatkan pujian selangit!

Perhatikan! Pasti banyak dari orang percaya, yang memiliki lebih dari 2 peser, bukan? Kalau punya lebih, seharusnya mudah untuk memberi. Yang punya 2 peser saja bisa memberi, apalagi yang punya lebih, seharusnya bisa memberi lebih! Lebih karena memberi dari kelimpahan, bukan dari kekurangan. Kalau yang dari kekurangan saja, bisa memberi semua; pasti malu kalau yang lebih sampai “kalah” didalam memberi. Semakin Tuhan memberikan lebih, seharus juga punya hati seperti Tuhan yang juga mau makin memberi lebih untuk pekerjaan Tuhan dan membantu orang lain. Inilah kebenaran lebih diberkati untuk memberi!

Kedua, Dapat memperoleh yang baru! Baru ini sini, menunjuk kepada berkat Tuhan yang ditambahkan! Dalam pengertian, ini berbicara tentang “kepercayaan” yang Tuhan sudah berikan untuk mengelola harta, keuangan dan kekayaan yang adalah milik kepunyaan Tuhan. Tuhan titipkan supaya dikelola dengan baik dan penuh tanggung jawab; yaitu untuk: Dipakai dan disalurkan. Harus menjadi “juru kuci” yang berdedikasi tinggi. Jangan sampai terjadi, hanya maunya menerima-menerima saja, tanpa mau dikeluarkan – disalurkan. Wah …. ini sangat mengerikan! Jelas ini seperti sikap hamba yang diberi 1 talenta, hanya disimpan saja. Ya pasti sia-sia. Talenta yang nilainya besar, terbuang percuma begitu saja, karena tidak menghasilkan keuntungan apa-apa. Sikap ini, yang membuat Kristus menyebutnya sebagai: Hamba yang jahat!

Demikian juga, kalau hanya menyimpan saja. Memang banyak hasilnya, apalagi kalau hanya dipakai untuk keperluan diri sendiri dan keluarga saja. Ya pasti sisanya banyak. Kalau sisa banyak tidak dipakai untuk disalurkan – diberikan, menjadi sia-sia saja. Terus bagaimana Tuhan akan menambahkan kepercayaan dengan memberikan harta dan kekayaan yang baru? Lebih baik distop saja, karena mubazir! Tidak memberikan keuntungan apapun bagi Tuhan, yang sudah mempercayakan harta kakayaan milik-Nya. Tidak hanya distop, tetapi juga Tuhan bisa alihkan kepada yang sudah punya banyak, tetapi dapat menjadi saluran berkat bagi siapapun.

Kejadian ini persis seperti sikap yang dimiliki oleh orang kaya, didalam Kisah yang disampaikan oleh Kristus (Lukas 12:13-21). Dikatakan sudah menimbun harta kekayaan sebanyak-banyaknya, untuk masa depan. Tetapi justru malamnya nyawanya dicabut dari tubuhnya. Wah .... ini, sangatlah mengerikan sekali bukan? Hartanya tidak bisa dinikmati lagi dan tidak tahu untuk siapa? Inilah bentuk “kebodohan”, yang seperti Kristus katakan: “Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah” (Lukas 12:21). Kalau kaya dihadapan Tuhan, pasti Dia akan percayakan berkat baru yang tambahkan-Nya. Puji Tuhan. Inilah kebenaran lebih diberkati untuk memberi.[LHP]

APLIKASI KEHIDUPAN

Pendalaman

Apa yang menjadi alasan memberi lebih berbahagia daripada mendapatkan?

Penerapan

Komitmen apa saja yang akan Anda bawa di hadapan Tuhan untuk dipersembahkan sebagai yang berkenan dan terbaik kepada-Nya?

SALING MENDOAKAN

Akhirilah Care Group Anda dengan saling mendoakan satu dengan yang lain.