Arsip tema sepekan

Bagikan artikel ini :

Kekudusan adalah Proyek Komunitas (Holiness is Community Project)

Yosua 7:1-26

EKSPRESI PRIBADI

Sebuah peribahasa berbunyi, “Karena nila setitik, rusak susu sebelanga.” Peribahasa ini punya arti bahwa kesalahan kecil bisa berdampak besar pada lingkungannya. Dosa kecil bisa merusak semuanya. Ada relasi antara personal dan komunal. Suatu tindakan yang dilakukan seorang diri bisa memiliki akibat untuk banyak orang. Apakah kita bisa memberikan contoh dalam keseharian kita? Keputusan diambil pribadi, tapi konsekuensinya meluas ke mana-mana. Di dalam komunitas, pelanggaran satu anggota, hukuman ditanggung seluruh anggota.

EKSPLORASI FIRMAN

Kitab Yosua 7 dibuka dengan pernyataan, “Tetapi orang Israel berubah setia dengan mengambil barang-barang yang dikhususkan itu, karena Akhan bin Karmi bin Zabdi bin Zerah, dari suku Yehuda, mengambil sesuatu dari barang-barang yang dikhususkan itu. Lalu bangkitlah murka TUHAN terhadap orang Israel.” (Yos 7:1). Selanjutnya dalam pasal 22:20 diingatkan lagi peristiwanya, “Ketika Akhan bin Zerah berubah setia dengan mengambil barang-barang yang dikhususkan, bukankah segenap umat Israel kena murka? Bukan orang itu saja yang mati karena dosanya” (Yos 22:20). Masalah satu orang membuat umat Tuhan kena tulah semua. Istilahnya, “solidaritas komunitas“ bahwa “seluruh kelompok dianggap bersalah atas dosa salah satu anggotanya, yang hukumannya kemudian dibebankan kepada anggota keluarga dekatnya” (William H. Morton).

  1. Ketidakkudusan satu orang berdampak hukuman pada segenap umat

Seorang bernama Akhan diperkenalkan dengan menyebut segenap sanak keluarganya: “Akhan bin Karmi bin Zabdi bin Zerah, dari suku Yehuda” (ay. 1). Akhan yang telah berbuat dosa, tetapi satu bangsa kena masalah, “Bukan orang itu saja yang mati karena dosanya” (22:20). Setidaknya 36 orang mati dan bangsa Israel dipukul kalah oleh orang-orang Ai (7:5). Disebutkan terjadi kemusnahan, “Sebab itu orang Israel tidak dapat bertahan menghadapi musuhnya. Mereka membelakangi musuhnya, sebab mereka itupun dikhususkan untuk ditumpas” (7:12). Tidak ada orang yang melihat apa yang Akhan lakukan, tetapi Allah mahatahu melihat perbuatan yang disembunyikan itu. Akhan bisa mengelabui Yosua dan seluruh orang Israel, namun dia tidak bisa mengelabui Tuhan. Berusaha menyembunyikan dosa dari Tuhan bagaikan lari dari bayangan sendiri yang tidak akan pernah bisa dihindari. Dosa yang tersembunyi di depan orang, tidak akan luput dari pandangan Tuhan. Akibat dosa pribadi (secret) justru bisa membawa persoalan terang benderang pada semua orang.

  1. Ketidakkudusan berarti berbuat dosa, melanggar perjanjian Tuhan

Hal “barang-barang” (Yos 7:1) pun Tuhan sangat serius, menunjuk pada peringatan-Nya yang keras, “Tetapi kamu ini, jagalah dirimu terhadap barang-barang yang dikhususkan untuk dimusnahkan, supaya jangan kamu mengambil sesuatu dari barang-barang yang dikhususkan itu setelah mengkhususkannya dan dengan demikian membawa kemusnahan atas perkemahan orang Israel dan mencelakakannya. Segala emas dan perak serta barang-barang tembaga dan besi adalah kudus bagi TUHAN; semuanya itu akan dimasukkan ke dalam perbendaharaan TUHAN" (Yos 6:18-19). Ada barang-barang dikhususkan untuk dimusnahkan, dan ada barang-barang yang dikhususkan untuk perbendaharaan. Istilah “kudus” berarti terpisah (dikhususkan). Akhan telah mengambil barang-barang yang dikhususkan, mencurinya dan menyembunyikannya (7:11). Akhan pun mengakuinya, "Benar, akulah yang berbuat dosa terhadap TUHAN, Allah Israel, sebab beginilah perbuatanku: aku melihat di antara barang-barang jarahan itu jubah yang indah, buatan Sinear, dan dua ratus syikal perak dan sebatang emas yang lima puluh syikal beratnya; aku mengingininya, maka kuambil; semuanya itu disembunyikan di dalam kemahku…" (ay. 20-21). Akhan telah berbuat dosa dan melanggar perjanjian Tuhan.

  1. Ketidakkudusan satu kepala keluarga membuat seisi kemah mati semua

Hukuman terhadap Akhan dan keluarga serta barang curian dan barang miliknya begitu dahsyat. “Kemudian Yosua, beserta seluruh Israel mengambil Akhan bin Zerah, dan perak, jubah dan emas sebatang itu, anak-anaknya yang laki-laki dan perempuan, lembunya, keledainya dan kambing dombanya, kemahnya dan segala kepunyaannya, lalu semuanya itu dibawa ke lembah Akhor…Lalu seluruh Israel melontari dia dengan batu, semuanya itu dibakar dengan api dan dilempari dengan batu” (ay. 25). Akhan mati berserta seisi kemahnya. Kesalahan yang dilakukan adalah pelanggaran kekudusan barang-barang yang kemudian mencelakan seluruh anggota keluarganya.

Dosa itu mengandung konsekuensi. Pada masa kini, kita mungkin tidak mengalami konsekuensi langsung seperti yang dialami oleh Akhan, namun ketidakkudusan kita dapat membawa kehancuran bagi masa depan kita maupun masa depan seisi rumah kita.

Kisah ketidakkudusan Akhan dalam Yosua pasal 7 ini merupakan kisah tragis yang berujung pada kematian seisi rumahnya. Segenap umat juga menjadi sasaran murka Allah karena hadirnya barang-barang curian itu. Dan supaya umat dikuduskan dari dosa haruslah murka itu dikenakan pada orang yang bersalah itu sendiri. Lalu surutlah murka TUHAN yang bernyala-nyala itu” (ay. 26). Tidak untuk selamanya Tuhan murka. Kemurahan-Nya lebih dari hidup. Saat ini meskipun kita memiliki dosa yang tersembunyi, kita dapat mengalami anugerah Allah karena Yesus mati di kayu salib. Ia mati sebagai orang benar untuk orang yang tidak benar agar kita dapat datang kepada Allah. Ada tanggung jawab pribadi dan ada juga tanggung jawab bersama sebagai komunitas orang percaya. Sungguh, kekudusan adalah proyek komunitas. Mari kita saling mendorong akuntabilitas dalam komunitas kita. (YM)

APLIKASI KEHIDUPAN

Pendalaman

Bagaimana dosa bisa berdampak pada komunitas dimana Anda menjadi bagian di dalamnya?

Penerapan

Bagaimana Anda membangun kekudusan sebagai sebuah proyek bersama komunitas?

SALING MENDOAKAN

Akhiri Care Group Anda dengan saling mendoakan satu dengan yang lain.