Arsip tema sepekan

Bagikan artikel ini :

Keramahtamahan: Kebaikan Tak Terduga

Lukas 14:12-14, Ibrani 13:2

EKSPRESI PRIBADI

Keramahtamahan, pengertian secara sederhananya adalah suatu tindakan dari perbuatan baik yang dilakukan kepada sesama manusia. Perbuatan baik, yang dapat memberikan perhatian, penerimaan bahkan yang teristimewa mampu membagi kebaikan dalam bentuk apapun kepada siapapun yang ada didalam kondisi kesusahan, penderitaan dan sebagai orang asing.

Tentunya, keramahtamahan ini, bukanlah hanya berbicara tentang moralitas semata, tetapi menyangkut hati yang dipenuhi oleh belas kasihan. Prinsip kebenarannya sangatlah jelas, seperti yang Kristus contohkan, dikatakan: "Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala" (Matius 9:36). Penekanannya pada: Belas kasihan.

Hanya dengan belas kasihan inilah, semua prilaku yang egois, cuek dan mau menang sendiri, mulai dikikis bahkan ditinggalkan. Karena sadar betul, bahwa semua ini adalah racun yang dapat merusak dan menghancurkan nilai-nilai kebaikan didalam membangun kehidupan bersama sebagai sesama manusia. Yang pasti keramahtamahan didalam berbuat baik adalah panggilan untuk mewujudkan hukum kedua, yang sama dengan hukum pertama, yaitu:

"Kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri" (Matius 22:39). Hanya dengan kasih dan belas - perasaan iba, seperti hati Kristus, maka panggilan Kristen untuk mewujudkan keramahtamahan dengan berbuat baik didalam kehidupan ini baru dapat terpenuhi khususnya didalam melayani sesama. Coba sekarang sharingkan pengalaman hidup tentang membagi keramahtamahan didalam berbuat baik kepada sesama. Apa respon yang didapatkan baik untuk diri sendiri dan dari orang lain?

EKSPLORASI FIRMAN

Tentunya didalam pengalaman kehidupan bersama, diundang dan mengundang untuk menghadiri perjamuan didalam acara apapun, baik itu perayaan ulang tahun, pernikahan, kelahiran anak, syukuran rumah, dsb; adalah hal yang biasa. Pada umumnya, kalau sampai undangan diberikan; pasti ditujukan kepada orang-orang yang dikenal dan dekat. Jarang sekali undangan yang bersifat terbuka untuk siapapun.

Selain itu, ada hal lain yang lazim juga, yaitu kebiasaan untuk saling membalas didalam saling mengundang. Tujuannya supaya terbangun adanya sikap tenggang rasa. Didalam saling menghargai satu dengan yang lainnya. Tidak boleh sampai terjadi munculnya sikap masa bodoh terhadap hak istimewa pada saat diundang untuk menghadiri perjamuan, dengan cara mengabaikan.

Didalam kontek undangan inilah, perumpaman ini diberikan oleh Tuhan Yesus. Melalui perumpamaan ini, terungkap ada tiga kebenaran yang hendak Tuhan Yesus sampaikan, yang dapat menjadi pembelajaran bersama sebagai orang-orang percaya.

1. Jangan Pernah Mengharapkan Balasan (ayt. 12). Suatu hal yang sangat manusiawi, kalau melakukan suatu kebaikan, ingin mendapatkan balasan imbalan. Baik imbalan dalam bentuk ucapan terima kasih, pujiaan, penghormatan bahkan mendapatkan materi. Memang ini adalah konsep "timbal-balik, dari orang-orang Dunia.

Maka tidaklah mengherankan, karena motivasinya demikian, kalau ternyata balasan itu tidak didapatkan; membuat hati menjadi kecewa, sedih bahkan marah. Kemudian terjebak didalam perasaan "baper" (bawa perasaan). Menjadi murung, sehingga kehilangan sukacita. Keinginan untuk mendapatkan balasan inilah yang "merasuki" hidup banyak orang, termasuk juga mungkin orang-orang percaya.

Namun seharusnya, tidaklah demikian dengan hidup Kristiani. Tidak mengharapkan imbalan apapun pada saat melakukan keramahtamahan didalam berbuat baik. Istilah: Jangan! Ternyata memiliki penekanan: Tidak mau ikut-ikutan. Supaya tidak menjadi kecewa. Harus mau belajar dan berusaha untuk melepaskan diri dari ikatan keinginan untuk mendapatkan balasan.

Panggilan hidup Kristiani begitu jelas, yaitu: Pada saat melakukan keramahtamahan didalam melakukan kebaikan, motivasi utamanya adalah supaya setiap manusia tidak hanya dapat melihat, tetapi juga mengalami secara nyata kebaikan yang adalah karakter Tuhan yang sungguh agung, mulia dan menakjubkan. Dengan demikian, mengharapkan pembalasa tidak diperlukan lagi. Hidup penuh sukacita didapatkan, kalau banyak orang dapat mengenal dan mengalami kebaikan Allah lewat keramahtamahan yang dibagikan oleh orang percaya.

2. Lakukanlah kepada yang jarang menerima kebaikan (ayt.13). Kalau diperhatikan, kelompok yang jarang ini, menunjuk kepada orang-orang yang Alkitab katakan sebagai orang miskin, cacat, lumpuh, dan buta. Dimana orang-orang ini adalah kelompok masyarakat yang papa, dipandang sebelah mata, terpinggirkan, dihina, dilecehkan serta banyak mengalami kesulitan dan penderitaan.

Hidup yang dijalani penuh dengan kegetiran dan kepahitan hati, karena ada didalam kekurangan, kelemahan dan himpitan hidup. Senyum, tertawa bahkan sukacita, sangat jauh dari hidup yang jalani. Justru undangan ini, Tuhan Yesus ajarkan untuk dibagikan kepada kelompok masyarat yang demikian ini.

Harapannya supaya dapat membagi "sedikit', perhatian, cinta kasih, sukacita, penghiburan, bahkan kebahagiaan. Yang mungkin hanya diterima sekali untuk seumur hidup. Keramahtamahan didalam berbuat baik ini, sebetulnya untuk menghadirkan pengharapan Tuhan ditengah-tengah banyak orang yang ada didalam kesesakan dan himpitan hidup . Inilah keramahtamahan sejati, yang membawa kebaikan, yaitu kelegaan, bagi siapa saja yang ada didalam ketidak berdayaan.

3. Percayalah Tuhan Menyediakan Upah yang Selayaknya (ayt.14). Biarpun dikatakan: Akan mendapatkan balasannya! Tetapi tidak disebutkan balasannya dalam bentuk apa? Hanya Tuhan saja yang tahu, balasan yang akan diberikan. Prinsip kebenarannya seperti yang Rasul Paulus katakan:

"Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia". Penekanannya pada: Jerih payah tidak sia-sia, karena ada janji Tuhan akan mendapatkan balasan. Itu pasti!

Jadi, selalu ingat! Keramahtamahan didalam berbuat baik, kalau dengan segenap dan ketulusan hati dilakukan untuk memberkati sesama yang ada didalam beban penderitaan, pasti Tuhan "catat" sebagai nilai plus dihadapan-Nya. Balasan apa yang Tuhan berikan, percaya dan nantikan saja. Pasti terjadi! Yang penting setia melakukan. Soli Deo Gloria. (LHP)

APLIKASI KEHIDUPAN

Pendalaman

Sebagai orang Kristen, bagaimana caranya mewujudkan keramahtamahan didalam berbuat baik bagi sesama, khususnya saudara seiman yang ada didalam himpitan hidup?

Penerapan

Komitmen apa saja yang dibuat dihadapan Tuhan untuk menghadirkan keramahtamahan didalam berbuat baik untuk dapat menjadi "saksi" Tuhan?

SALING MENDOAKAN

Akhiri Care Group Anda dengan saling mendoakan satu dengan yang lain.