Bagikan artikel ini :

Kesalehan Manusia Seperti Kain Kotor

Yesaya 64:1-6

Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dan segala kesalehan kami seperti kain kotor; kami sekalian menjadi layu seperti daun dan kami lenyap oleh kejahatan kami seperti daun dilenyapkan oleh angin.
- Yesaya 64:6

Pernahkah Anda melihat orang-orang bukan Kristen di sekitar Anda yang hidupnya jauh lebih baik daripada rata-rata orang Kristen? Apakah mereka akan dihukum Allah dan masuk ke dalam neraka, hanya karena tidak percaya kepada Tuhan Yesus Kristus? Apakah ada orang yang diselamatkan karena berbuat baik?

Jelas tidak ada seorang pun yang bisa diselamatkan hanya karena berbuat baik. Mungkin saja secara fenomenal kelihatan banyak orang berbuat baik. Namun, mereka “berbuat baik” menurut standar manusia, bukan standar Allah. Bagaimana kebaikan menurut standar Allah? Pada ayat emas di atas tertulis “segala kesalehan”, bukan “segala kesalahan”. Mungkin lebih mudah kita memahami jika dituliskan segala kesalahan kita seperti kain kotor. Namun, di mata Allah yang Mahakudus, segala kesalehan manusia tampak seperti kain kotor. Betapa pun salehnya seseorang dan betapa pun ia sungguh-sungguh mau melakukan kebaikan, di mata Allah ia tidak bisa memenuhi tuntutan standar kebenaran Allah. Mengapa demikian? Karena semua orang sudah berbuat dosa dan hilang kemuliaan Allah (ay. 5-6; Rm. 3:10, 23). Hukuman yang layak buat orang berdosa adalah maut atau hukuman kekal di neraka (Rm. 6:23). Ini membuktikan bahwa tidak ada satu orang pun yang benar-benar melakukan apa yang dituntut Allah sebagai suatu kebenaran berdasarkan standar Allah.

Akibat manusia tidak dapat memenuhi tuntutan Allah, kita bisa katakan bahwa tak ada seorang pun yang bisa diselamatkan karena berbuat baik. Bersyukur kepada Tuhan, satu-satunya jalan keselamatan, yaitu Yesus Kristus, datang ke dunia. Dia rela mati di kayu salib menjadi korban penebusan dosa manusia. Yesus bisa menggenapi tuntutan keadilan Allah sehingga kebenaran Kristus dianugerahkan Allah kepada kita, yaitu kebenaran Allah berdasarkan iman. Jadi, kita diselamatkan bukan karena berbuat baik. Kita diselamatkan karena iman di dalam Yesus Kristus, yang kebenaran-Nya menjadi kebenaran kita. Setelah diselamatkan dalam Kristus, respons kita sekarang selain bersyukur kepada Allah, juga hidup memuliakan Dia dengan tekun membagikan kabar baik atau Injil kepada semua orang yang terhilang dalam dosa.

Refleksi Diri:

  • Apakah perbuatan baik yang dilakukan manusia dapat menyelamatkan dirinya dari hukuman Allah? Apa alasan dari jawaban Anda?
  • Apa yang Anda lakukan untuk memperoleh keselamatan dalam Kristus? Bagaimana respons Anda kepada Tuhan yang sudah menyelamatkan Anda?