Bagikan artikel ini :

Tuan Kesulitan

Roma 12:9-21

Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!
- Roma 12:12

Paul David Tripp dalam bukunya Suffering (Penderitaan) menyebut penderitaan sebagai Tuan Kesulitan, yang tiba-tiba datang mengetuk pintu rumah kehidupan, lalu masuk dan seringkali enggan beranjak.

Penderitaan bisa datang seperti tamu tak diundang, tanpa peringatan, begitu mendadak, dan mengejutkan. Kehadirannya sangat tidak diharapkan, lebih sulit lagi ia tidak mudah diusir. Tidak ada seorang pun punya resep ajaib untuk membereskan setiap penderitaan. Tuan Kesulitan tampak begitu hebat, menyita semua pemikiran dan energi, serta mengalihkan kita dari hal-hal yang lebih penting. Anda pun pasti pernah menghadapi kesulitan hidup yang menakutkan. Kehadiran Tuan Kesulitan memberatkan hidup tetapi bukan akhir dari semuanya.

Ayat di atas meski singkat punya kekuatan besar, “Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa. Kehadiran Tuan Kesulitan memang tidak mengenakkan tetapi bukan berarti kita tidak punya pengharapan. Kadang kala Tuan Kesulitan membantu kita memahami hal-hal paling penting di dalam kehidupan. Hidup orang percaya selalu memiliki pengharapan di dalam Yesus. “Bersabarlah dalam kesesakan” artinya tetap sabar karena ada waktunya kesesakan akan usai, entah saat masih hidup di dunia atau satu hari nanti saat bertemu Tuhan. Terakhir, “Bertekunlah dalam doa” sebab Tuhan tidak pernah berhenti berkomunikasi dengan kita. Justru di tengah kondisi terberat, kita bisa melihat kembali betapa besar kasih Bapa kepada anak-anak-Nya. Dia tidak pernah meninggalkan Anda.

Paul David Tripp sendiri mengalami gagal ginjal akut. Ia harus menjalani cuci darah dan menjalankan enam kali operasi. Hidupnya tidak sama seperti dulu dan ia merindukan saat-saat itu. Namun, ia berkata, “Tentu ada saat-saat ketika saya menjadi lelah dan berharap Tuan Kesulitan meninggalkan saya; namun saya tidak putus asa. Saya tahu, saya tidak diabaikan atau ditinggalkan, karena jauh sebelum Tuan Kesulitan memasuki pintu rumah saya, Juruselamat telah tinggal secara permanen dalam hidup saya. Saya tidak pernah ditinggalkan sendirian untuk berurusan dengan Tuan Kesulitan, Juruselamat saya ada bersama saya, untuk saya dan di dalam saya, dan Dia berkarya untuk menghasilkan kebaikan melalui setiap hal buruk yang terjadi.”

Juruselamat kita sudah mengasihi sejak kekekalan dan sampai selama-lamanya. Dia selalu bersama kita melewati masa-masa gelap dan tidak menentu. Percayalah kepada-Nya.

Refleksi Diri:

  • Apa kesulitan terbesar yang sedang Anda hadapi hari ini?
  • Mengapa Anda bisa memercayakan seluruh hidup kepada Tuhan saat berhadapan dengan Tuan Kesulitan?