Bagikan artikel ini :

Percaya Meskipun Tidak Melihat

Yohanes 20:24-29

Kata Yesus kepadanya: “Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.”
- Yohanes 20:29

Mana yang lebih berbahagia, melihat dulu baru percaya atau tidak melihat, tetapi percaya? Secara logika, umumnya manusia mau melihat dulu, baru percaya. Namun, Tuhan Yesus menegaskan bahwa yang lebih bahagia adalah mereka yang tidak melihat, namun percaya. Apa arti perkataan Yesus?

Yesus tidak berkata soal tidak melihat apa yang diimani atau dipercayai karena hal-hal yang kita imani memang tidak kelihatan (Ibr. 11:1; 2Kor. 4:18). Namun, Dia berkata kepada orang-orang yang tidak melihat alasan utama untuk beriman, yaitu mukjizat kebangkitan Yesus. Jadi, maksud Yesus adalah mereka yang tidak melihat secara fisik tubuh kebangkitan Yesus, akan lebih berbahagia. Yesus saat itu sedang berbicara kepada murid-Nya, Tomas, yang tidak percaya akan kesaksian teman-temannya yang sudah melihat tubuh kebangkitan Yesus. Matthew Henry berkata, “Karena absennya Tomas, maka ia tidak mendapatkan kepuasan dari melihat Tuannya bangkit dan tidak ikut ambil bagian dengan murid-murid dalam sukacita mereka pada peristiwa itu.”

Namun, pada hari kedelapan Tomas hadir bersama murid-murid lain (ay. 26-27) dan saat itulah Tuhan Yesus kembali menampakkan diri-Nya kepada mereka. Dia memberikan perhatian secara khusus kepada Tomas. Yesus tahu persis apa yang diperlukan Tomas dan Dia menjawab keraguannya. Akhirnya, penampakan diri Yesus membuat sebuah perubahan nyata dalam diri Tomas. Dari tidak percaya menjadi percaya dan berujung pada pengakuan iman, “Ya Tuhanku dan Allahku” (ay. 28). Tomas tidak sekadar menganggap Yesus sebagai guru atau nabi, tetapi sekarang baginya Yesus adalah Tuhan dan Allah.

Zaman sekarang banyak orang seperti Tomas. Mereka berkata, “Kecuali aku bisa melihat Allah melakukan mukjizat, kecuali aku melihat kehadiran-Nya, kecuali Allah menjawab doa-doaku, sekali-kali aku tidak akan percaya.” Orang-orang ini menetapkan syarat-syarat untuk percaya dan bukannya percaya apa yang telah Tuhan katakan dan wahyukan tentang diri-Nya di dalam Alkitab. Ini adalah kesombongan intelektual manusia.

Pelajaran dari Tomas untuk kita hari ini adalah jika kita tidak mau kehilangan berkat Tuhan, jangan pernah sekali-kali menjauhkan diri dari ibadah dan persekutuan dengan saudara seiman, apa pun alasannya. Tetaplah percaya dan nantikan Tuhan Yesus, walaupun kita sedang berada di dalam kesulitan.

Refleksi Diri:

  • Apakah Anda serupa Tomas, hanya mau melihat bukti dulu, baru percaya Yesus? Apakah Anda secara pribadi sudah mengaku percaya kepada-Nya?
  • Apa yang Anda lakukan untuk membuktikan bahwa Anda telah memiliki iman yang menyelamatkan?